Jumat, 19 Oktober 2018

perangkat pembelajaran

Laporan Aksi Nyata Penerapan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Nanik Triwidayati



Perasaan Selama Melakukan Perubahan Di Kelas


             Setelah mempelajari sesi materi Modul 1.1.a.10 tentang Filosofi Ki Hajar Dewantara, Saya merasa menjadi “Guru di kelas yang hidup”. Sebelumnya mungkin saja saya mengajar hanya sebatas menggugurkan kewajiban sebagai Guru. Guru memiliki kuasa penuh dalam mentransfer ilmu dan siswa harus bisa menerima apapun cara yang guru terapkan di kelas. Karena saya beranggapan, siswa adalah tanah liat yang keindahan dan fungsinya merupakan hasil dari olah pikir dan tangan guru semata agar menjadi gerabah yang cantik. Banyak artikel yang sudah saya baca terkait pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun tulisan-tulisan dalam artikel tersebut seperti menguap begitu saja. Setelah saya mempelajari Filosofi Ki Hajar Dewantara, mata hati saya terbuka, “saya adalah pelayan”. Dimulai dari diri sendiri untuk merubah pola pikir, bahwa anak ibarat bibit yang harus disemai agar dapat tumbuh dengan baik sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Tugas guru adalah membersamai, among, momong dan ngemong. Saya lebih sabar, open dan telaten melayani siswa. Dengan mengajarkan membuat kesepakatan kelas, menghargai siswa layaknya seorang mitra belajar, memberikan ruang untuk berpendapat, mengarahkan pemahaman dan menemukan cara belajar yang asyik bagi siswa sendiri agar mereka merasa merdeka belajar dalam ruang belajarnya. Saya mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Merdeka Belajar yakni berorientasi pada kesenangan peserta didik. Problem Based Learning menurut Riyanto (2009) merupakan model pembelajaran yang membantu siswa untuk aktif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir  kritis untuk memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik. Model PBL ini saya kemas berdasarkan minat siswa terhadap object yang akan di teliti yaitu bebas memilih bunga untuk mengetahui perkembangbiakan generatif pada tumbuhan. Siswa merasa senang, dan mereka bahagia bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan sesuai dengan kesenangannya. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Kegiatan ini saya gunakan sebagai bahan refleksi saya ketika mengajar. Untuk menentukan rencana tindak lanjut.



Ide atau Gagasan yang Timbul Sepanjang Proses Perubahan



Dalam proses penerapan Model Pembelajaran Based Learning Merdeka Belajar pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan generatif pada tumbuhan ini saya terapkan ketika melihat siswa yang sudah mulai jenuh dengan sistem belajar jarak jauh. Setelah mempelajari Filosofi Ki Hajar Dewantara saya tergerak siswa harus belajar tidak hanya sekedar belajar, tetapi belajar yang bermakna. Saya memberi ruang pada siswa untuk mencoba dan berkolaborasi. Dan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa, saya meminta siswa untuk melakukan presentasi dan diskusi secara virtual melalui aplikasi Zoom meeting. Tidak hanya itu, saya membersamai siswa saat diskusi kelompok melalui video call. Saling bertanya jawab dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi hingga memberikan solusi. Sesuai kesepakatan bersama, hasil pekerjaan siswa akan dipresentasikan saat pembelajaran virtual. Masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, sedang kelompok lain diberi kesempatan untuk melakukan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan. Di awal diskusi memang kegiatan berjalan tidak sesuai rencana, masih ada siswa yang malu dan tidak percaya diri. Kelompok lain juga tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Namun, dengan menuntun, memberikan arahan dan contoh-contoh serta motivasi akhirnya kegiatan mulai berjalan sesuai harapan. Presentasi siswa berjalan lancar, aktif dan interaktif. Karena siswa menggunakan HP dan kesulitan untuk melakukan share screen saya memfasilitasi siswa dengan membantu mengunggah tugas yang akan dipresentasikan. Tidak sedikitpun saya merasa terbebani, saya sadar akan peran seorang guru. 

Selain itu gagasan yang muncul setelah melihat perubahan antusiasme belajar siswa, saya ingin menerapkan metode ini pada pembelajaran yang lain seperti IPS, Bahasa Indonesia, Matematika dan mata pelajaran yang lain. Pada mata pelajaran IPS tema kepahlawanan, akan segera saya terapkan agar siswa lebih paham pada materi pelajaran. Namun, saya tidak akan berhenti pada metode pembelajaran PBL ini, saya akan menerapkan metode-metode yang lain sesuai karakteristik siswa dan materi ajar. Tentunya berdasarkan hasil refleksi Diri .

Pembelajaran & Pengalaman dalam Bentuk Catatan Praktik Baik



  1. Latar Belakang

Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara hasil pendidikan tidak hanya diukur dari pengetahuan (kognitif), tetapi juga dari sikap (afektif) dan keterampilannya (psikomotorik). Dalam konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dikenal istilah ngerti (kognitif), Ngerasa (afektif) dan Nglakoni (psikomotorik). Proses pembelajaran harus dijalankan dengan dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran dapat diterapkan melalui proses bermain yang hal ini dapat dilakukan dalam tiga instrumen yaitu dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan di sekolah. Oleh karena itu tiga instrumen harus saling bekerja sama dan berjalan selaras. Guru adalah instrumen yang memiliki pengaruh besar terhadap murid karena guru merupakan role model bagi murid. Oleh karena itu guru harus bisa menjadi contoh yang baik. Seorang guru harus bisa menjadi pamong mendidik dengan welas asih membersamai tumbuh kembang siswa sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga siswa dapat menjadi manusia yang selamat dan bahagia. 

Hal tersebut dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang menekankan pada kemandirian yang mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri melalui pengalaman, pemahaman dan upayanya sendiri. Dalam hal ini Guru membersamai agar prose belajar siswa tidak membahayakan siswa dan keselamatan orang lain. Oleh karena itu Guru memiliki tiga fungsi utama yaitu ing ngarsa sung tuladha (di depan menjadi tauladan), ing madya mangun karsa (di tengah memberi dorongan atau semangat), tut wuri handayani (di belakang mengamati kemajuan para murid). Pemahaman inilah yang melatarbelakangi saya menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran.


  1. Deskripsi Aksi Nyata

       Pemahaman terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara mendorong saya untuk berbuat lebih agar saya bisa menerapkan peran saya sebagai seorang Among. 

Memilih metode pembelajaran seperti Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran

merupakan upaya saya untuk dapat membersamai siswa sesuai kodratnya dalam suasana yang bahagia. Penerapan metode ini saya padukan dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting  atau Google Meet karena pembelajaran harus dilakukan secara virtual pada sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa Pandemi Covid 19 ini. 

Berikut langkah-langkah metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan generatif pada tumbuhan yaitu: 

  1. Orientasi peserta didik pada masalah

Pada tahap ini guru menunjukkan pada siswa gambar bagian-bagian bunga sempurna. Siswa mengamati gambar dan diminta memberikan tanggapan kemudian memetakan permasalahan dalam bentuk pertanyaan bisa menggunakan metode 5W+1 H

  1. Mengorganisasi peserta didik dalam belajar

Siswa diberi tugas untuk menggali informasi dari buku siswa tema 1 Kelas 6 tentang “Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan” secara berkelompok. 

  1. Membimbing penyelidikan secara mandiri maupun berkelompok

Siswa mencari bunga yang ada di sekitar lingkungan rumah dan mengamati bagian-bagiannya. Siswa membandingkan hasil observasinya dengan temannya. Kemudian diminta memberikan penjelasan bagian-bagian bunga. Guru membersamai siswa dengan melakukan video call menggunakan Whatsapp

  1. Mengembangkan dan menyajikan  hasil karya

Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya dalam bentuk video dan juga menuliskannya dalam tabel.

  1. Menganalisa dan mengevaluasi hasil penyelidikan  melalui diskusi kelas.

Bersama Siswa, guru menganalisis  hasil penyelidikan melalui diskusi kelas secara virtual menggunakan aplikasi Zoom meeting. Setiap kelompok mempresentasikan hasil tugas, guru membantu melakukan share screen, dan antar kelompok memberikan umpan balik. Dilanjutkan dengan penyamaan persepsi. 


  1. Hasil dari Aksi Nyata

Selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, saat pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa lebih antusias, semangat, aktif dan riang. Di akhir pembelajaran saya meminta siswa memberikan umpan balik terhadap kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Siswa menyatakan bahwa belajar dengan model seperti  ini sangat menyenangkan. Siswa merasa tertantang untuk melakukan penyelidikan terhadap materi pelajaran yang lain. Saya melihat hasil belajar dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. 


  1. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di masa Mendatang

Berdasarkan hasil refleksi yang saya lakukan, metode pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) ini masih terdapat beberapa kelemahan, meskipun tidak begitu terlihat besar namun kelemahan ini harus segera saya perbaiki agar pembelajaran berikutnya dapat mencapai tujuan dengan maksimal. Kelemahan tersebut diantaranya; 1) masih ada beberapa siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk mempresentasikan hasil penyelidikan, 2) sebagian siswa terkendala pada buku materi yang membantu mereka untuk memahami masalah. Untuk dapat memperbaiki pembelajaran saya akan memberikan rewards pada siswa yang berani mempresentasikan pekerjaannya, saya juga akan menambah modul dari sumber belajar lain agar pemahaman siswa lebih baik.









L A M P I R A N


Diskusi Virtual Hasil Peta Pikiran Peristiwa Perjuangan Kemerdekaan RI Muatan Pembelajaran IPS












2 komentar: