Dilema Etika
Oleh Nanik Triwidayati
Refleksi Terbimbing Modul 3.1 Dilema Etika Pengambilan Keputusan
Education is the art of making man ethical
“Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis”
(George William Friedrich Hegel-)
Artinya Pendidikan adalah sebuah proses yang membuat manusia memiliki akal budi yang baik melalui pembimbingan, pelatihan, dan pengajaran dalam kondisi belajar yang menyenangkan, menarik dan memberikan rasa aman kepada peserta didik sehingga dapat mengembangkan daya atau kemampuan yang dimiliki menjadi kreatif, inovatif, dalam mengekspresikan kemampuannya.
Setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi dilematis dalam pengambilan keputusan. Utamanya jika situasi yang dihadapi menyangkut kepentingan orang lain atau suatu kelompok. Ada perasaan ragu dan takut salah akan dampak yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan tersebut. Terkadang keputusan yang diambil hanya memikirkan kebaikan saat ini atau karena rasa kesetiaan dan loyalitas pada kelompok kita. Lalu bagaimanakah cara pengambilan keputusan yang benar sesuai prinsip dan etika yang baik? Apakah keputusan yang kita ambil masuk dalam dilema etika atau bujuk moral?
Dilema etika merupakan Situasi yang terjadi dimana seseorang harus memilih antara dua pilihan secara moral benar melawan benar meskipun hal tersebut bertentangan. Sedangkan bujukan moral adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan yang dapat kita terapkan antara lain;
Individu lawan masyarakat (Individual vs Community) (Individual vs Community)
Berdasarkan paradigma ini terjadi pertentangan antara individu melawan sebuah kelompok besar dimana individu merupakan bagian dari kelompok besar tersebut
Rasa Keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs Mercy)
Berdasarkan paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya karena rasa kasihan dan munculnya kemurahan hati.
Kebenaran lawan Kesetiaan (Truth vs Loyalty)
Antara kebenaran dengan melakukan kejujuran atau kesetiaan sering menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilematis. Apakah kita akan jujur menyampaikan kebenaran atau menjunjung kesetiaan pada kelompok tertentu atau komitmen yang telah disepakati bersama.
Jangka Pendek lawan Jangka panjang (Short term vs Long term)
Berdasarkan paradigma ini kita menjadi dilema antara memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau masa yang akan datang, Berikut 3 Prinsip Pengambilan Keputusan yang dapat kita gunakan antara lain;
Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-based-thinking)
Berpikir berbasis peraturan (Rule-based-thinking)
Berpikir berbasis rasa peduli (Care-based-thinking)
Adapun langlah-langkah yang da[at kila lakukan dalam pengambilan keputusan
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi ini
Menentukan siapa saja yang terlibat
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
Pengujian benar atau salah (Uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji panutan/idola)
Pengujian paradigma benar lawan benar
Menerapkan prinsip resolusi
Investigasi opsi Trilemma
Buat keputusan
Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Terkadang dalam proses pengambilan keputusan muncul hal-hal diluar dugaan yang sering dilakukan saat mengambil keputusan, ternyata keputusan yang telah kita ambil hanya baik untuk situasi saat ini atau kebaikan jangka pendek yang sering dianggap terbaik saat itu tanpa memperhatikan prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan.
Seperti pengalaman yang pernah saya alami yaitu ketika salah satu murid saya tidak sengaja menemukan HP di laci meja dan menyimpannya, dia takut berkata jujur karena kuatir dianggap mencuri. Sementara pihak yang kehilangan berharap agar HP ditemukan hingga akan melapor pada pihak kepolisian. Saya sebagai wali kelas harus berusaha menyelesaikan permasalahan dengan prinsip baik untuk semua, namun ternyata keputusan yang saya ambil hanya memikirkan kebaikan jangka pendek saja.
Sebelum mempelajari materi dilema etika, saya sering mengambil keputusan berdasarkan rasa kasihan (Berpikir berbasis rasa peduli (Care-based-thinking) dan hanya memikirkan kebaikan jangka pendek. Dan, setelah mempelajari materi ini saya menjadi paham bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan yang benar dan bijak sehingga tidak menimbulkan dampak besar yang berkepanjangan. Saya menjadi lebih dewasa dalam memahami situasi dan tenang dalam pengambilan keputusan.
Materi dilema etika Sangat penting, sebagai individu mempelajari materi ini membuat saya menjadi bijak dalam pengambilan keputusan, dan sebagai pemimpin pembelajaran saya dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik sehingga keharmonisan tetap terjaga.
Saya akan melakukan perubahan terhadap komunitas dengan mengimbaskan pada rekan sejawat serta peserta didik melalui praktik baik di sekolah dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dan konsep yang tidak kalah penting menurut saya dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu menerapkan resolusi dalam pemecahan masalah melalui praktik coaching dalam melakukan pendekatan.
Saya menjadi ingat terhadap nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua atau kakk nenek buyut yang menjadi karakter yang saya gunakan saat menghadapi situasi pengambilan keputusan yang sulit yaitu tetap “andap asor” mengutamakan akal (pikiran) daripada okol (otot/tenaga) dalam menghadapi suatu masalah. Artinya ketika menghadapi masalah kita harus bersikap tenang, sabar dan jeli dalam dan tidak boleh mengedepankan otot/okol hingga terjadi perkelahian atau tindak kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar